Tausyiah Pendek: July 2016

Memilih Teman

Teman yg baik akan membawa kebaikan pada temanya dan begitu pula sebaliknya..

Berteman kepada orang yg baik, terlebih kepada orang Ahli Syurga, adalah suatu keuntungan besar bagi kita...

Apabila kedapatan amal baik kita tidak bisa mengantarkan ke Syurga, maka hanya teman lah yang bakal menolong untuk di ajaknya masuk Syurga..

Seseorang yang baik dapat di ketahui dari sifat dan sikapnya, sebagaimana Sabda Rasulullah berikut:
An kharisyatabni wahbin radliyaallahu anhu qola: samikhtun nabbiya shalallah alaihi wasalamma yaquulu "Ala adulukum alaa ahlil jannah...?? Kullu dloiifiin mutadloiifiin lau aqsama alaallaahi la abarrahu, wa ahlun nari kullu jawwadhziin utulliin mustakbirin"

Dari Harisah bin wahab r.a berkata: Aku mendengar Nabi S.a.w. Bersabda: "Maukah aku tunjukan pada kalian tentang ahli Syurga..?? Yaitu styap orng yg lemah (tdk kasar dalam pergaulan dan ahlaq sederhana dan lemah lembut) juga menganggap dirinya lemah (tetapi ia sangat dekat kepada Allah) jika ia bersumpah atas nama Allah (Mengadu Kepada Allah) niscaya Allah mmperkenankanya, sedang ahli Neraka yaitu setiap orang yang bakhil (Suka numpuk harta dan pelit) kasar (dalam tingkah laku) dan sombong" Hr Bukhari 6657

Dari ciri~cirinya sudah klihatan mana orang yang baik dan yang bukan dan yg pantas untuk di jadikan teman dunia ahirat..

Namun juga harus hati~hati kepada oranglain, karna yang terlihat lembut belum tentu baik, dan terlihat baik belum tentu mulia hatinya, sebab tak sedikit seorang yang munafik, membungkus kejahatanya dengan kelembutan..

Allahu A'lam Bishawwab..

9 Roh Yang Ada Di Tubuh Manusia

بِسْمِ اللهِ الّرَحْمٰنِ الّرَ حِيْمِ

اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ  

"Setiap orang pasti ada penjaganya". [QS. At-Tariq: Ayat 4]

Menurut ajaran islam seperti yg tertulis dalam Al Qur’an surat Al-Isra:17 ayat 85 yg isinya:
“dan mereka bertanya kepadamu tentang Roh,katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu di beri pengetahuan melainkan sedikit”

Jadi manusi tidak di beri pengetahuan tentang Roh secara luas kecuali hanya sedikit, pengetahuan yg “sedikit” ini tidak di sia-siakan oleh para pakar penghayat ilmu batin.

Menurut ilmu batin pada diri manusia terdapat 9(sembilan) jenis Roh, dan masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, ke sembilan Roh yg ada pada diri manusia tersebut adalah:


1.  ROH IDHOFI (Roh illofi)

Roh ini sangat utama bagi manusia Roh Idhofi juga di sebut “JOHAR AWAL SUCI” karna Roh inilah manusia bisa hidup,,,
Bila Roh ini kluar dari raga maka yg bersangkutan akan mati, Roh ini biasa desebut “NYAWA”.


Roh Idhofi merupan sumber dari Roh-Roh lainya, kalau saja Roh ini kluar maka Roh-Roh yang lain pun ikut keluar mengikutinya, namun sebaliknya kalau salah satu Roh yg lain keluar maka Roh ini tidak ikut keluar dan tetap tinggal di raga dan manusia pun tetap hidup.

Bagi manusia yg sudah sampai pada IRADAT TUHAN atau kebatinan tinggi tentu akan bisa menjumpai ROH IDHOFI dengan penglihatanya, dan wujutnya mirip diri kita baik rupa maupun segala sesuatunya bagai kita berdiri di depan cermin,

Roh Idhofi ini yang biasa orang jawa sebut sedulur pancer, meskipun Roh-Roh yang lain juga demikian tetapi kita dapat membedakanya dengan Roh yg satu ini,

Alamnya ROH IDHOFI berupa cahaya (nur) terang benderang dan rasanya sejuk tenteram(bukan dingin), dan tentu saja semua orang bisa menjumpai bila sampai “INSAN KAMIL” atau (puncak ilmu batin).


2. ROH RABBANI:
Roh yg di kuasai dan di perintah oleh Roh Idhafi, alamnya Roh ini berada di alam cahaya (nur) kuning, sifatnya diam tak bergerak, bila kita berhasil menjumpainya maka kita tidk akan mempunyai kehendak apa-apa,,,,

Hati pun terasa tenteram dan tubuh tak merasakan apa-apa, dalam ilmu batin tingkatan ini yg biasa di sebut “MATI DI ANTARA HIDUP”.

3.  ROH ROHANI:


Roh inipun juga di kuasai dan di printah oleh Roh Idhafi, karena adanya Roh ini maka manusia memiliki kehendak dua rupa,,,atau yg biasa di sebut “NAFSU”.

Kadang-kadang suka sesuatu, tetapi di lain waktu ia tak menyukainya, ROH ini mempengaruhi perbuatan baik dan buruk, ya Roh Rohani inilah yg menempati 4 jenis nafsu yaitu:
 1. Nafsu Luwamah (aluwamah).
 2. Nafsu Amarah.
  3. Nafsu Supiah.
  4. Nafsu Mulamah (mutmainah.

Kalau manusia di tinggal oleh Roh Rohani ini maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia Roh ini yg mengendalikanya,,,,

Maka dari itu apabila manusia sudah bisa mengendalikan Roh Rohani ini dengan baik maka ia akan hidup dalam kemuliaan.
 Roh Rohani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan dan yg melihat, dimana pandangan kita tempatkan di situ Roh ini berada, nah sebelum kita dapat menjumpainya terlebih dahulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya (nur) bagai kunang-kunang, setelah cahaya ini menghilang barulah muncul Roh Rohani tersebut.


4.  ROH NURANI:
Roh ini di bawah pengaruh  Roh Idhofi, Roh Nurani ini membawa sifat terang, karna adanya Roh ini menjadikan manusi yg bersangkutan jati terang hatinya, kalau roh ini meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya akan gelap dan gelap fikiranya.


Roh nurani ini hanya menguasai nafsu MUTMAINAH saja, maka bila manusia di tunggui Roh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol mengelabuhi nafsu-nafsu lainya.
Hati jati tenang perilakunya pun baik dan terpuji               , air mukanya bercahaya tidak banyak bicara tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila di timpa kesusahan, suka,duka,sedih,bahagia, di pandang sama.


5. ROH KUDUS (ROH SUCI)
 Roh yang di bawah kekuasaan  Roh Idhofi juga, roh ini mempengaruhi orang yg bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi perbuatan kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadah sesuai kepercayaan yg di anutnya.

6.  ROH RAHMANI:
Roh di bawah kekuasaan Roh Idhofi pula, Roh ini di sebut ROH PEMURAH karna di ambil dari kata “RAHMAN” yg artinya pemurah, Roh ini mem,pengaruhi manusia bersifat sosial, suka memberi.

7.  ROH JASMANI:
Roh ini jga di bawah kekuasaan Roh Idhofi, Roh ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia, karna adanya Roh Jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit,lesu,lelah,segar dan lain-lainya.


Bila Roh Jasmani ini keluar dari tubuh maka tubuh tidak merasakan apa-apa di tusuk jarum pun tidak akan terasa sakit.

Kalau kita bisa menjumpainya maka wujutnya akan sama dengan kita hanya berwarna merah.
Roh Jasmani ini menguasai Nafsu Amarah dan Nafsu Hewani, Nafsu Hewani ini mempunyai sifat dan kegemaran seperti binatang misalnya:
Malas,suka besetubuh/zina, serakah,mau menang sendiri (egois) dan lain sebagainya.


8.  ROH NABATI:
Ialah Roh yang mengendalikan perkembangan dan mengendalikan badan, roh ini juga di bawah kekuasaan Roh Idhofi.

9.  ROH REWANI:

Ialah Roh yg menjaga raga kita, bla Roh ini keluar maka yang bersangkutan akan tidur, bila masuk ke tubuh maka akan terjaga(melek).

Bila orang tidur dan bermimpi dengan arwah seseorang, maka Roh Rewani dari orang bermimpi itulah yg menjumpainya, jadi mimpi itu hasil kerja Roh Rewni yg mengendalikan otak manusia, Roh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Roh Idhofi demikian juga Roh-Roh yg lain dalam tubuh sangat dekat dengan Roh Idhofi.


Demikianlah 9 Roh yang ada dalam tubuh manusia yang Allah sebutkan dalam Syurat At tariq di atas.

Jin Sang Pendengar Setia

Al~Qur'an dan ke tiga kitab yang di turunkan Allah S.w.t. Hanya untuk Manusia saja, padahal Mahluk Allah S.w.t. Di dunia ini bukan manusia saja, tetapi ada yang lain, yaitu Binatang dan Jin.

Mereka semua cipta'an Allah, akan tetapi hanya Manusia saja yang mampu dan kuat menerima, karna Manusia di ciptakan dengan sempurna memiliki akal, keinginan dan fikiran.

Bila binatang hanya di beri keinginan saja tanpa di beri akal, sedangkan Jin hanya di beri akal saja, tanpa di beri fikiran.

Oleh karnanya hanya Manusia yang mampu menerima kitab petunjuk dari Allah S.w.t.

Manusia di perintahkan membaca, memahami, dan belajar isi dari Al~Qur'an agar bisa memperoleh jalan yang di Ridhoi Allah.

Jangan mengira membaca Al~Qur'an itu tiada berguna, walau sekedar membaca, tetapi ada Mahluk Allah S.w.t. lain yang senantiasa aktif mendengarkan dan mencari petunjuk dari baca'an yang di ucapkan oleh Manusia.

Mahluk lain tersebut adalah JIN, karna golongan mereka tidak ada yang mendapat Wahyu atau mendapat Kitab, sehingga mereka ikut sesuai dengan perkembangan zaman, atau ikut peraturan Para Nabi Utusan Allah S.w.t. Baik Nabi terdahulu maupun yang kemudian yaitu Nabi Muhammad S.a.w.
Jin juga hidup sebagaimana Manusia cuma beda alam, ia berkelompok, bersuku dan bernegara.

Hal ini di jelaskan dalam Firman Allah berikut:

وَاِذْ صَرَفْنَاۤ  اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۚ  فَلَمَّا حَضَرُوْهُ  قَالُوْۤا اَنْصِتُوْا ۚ  فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, "Diamlah kamu! (untuk mendengarkannya)." Maka ketika telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. [QS. Al-Ahqaf: Ayat 29]

Ayat ini sangat jelas bahwa bila kita membaca Al~Qur'an meski sendirian, tetap ada pendengar dan yang menyimak, serta mengambil pelajaran dari baca'an yang kita baca.

Setelah kita selesai membaca, para Jin pendengar tersebut mendatangi kaumnya untuk dakwah dan memberi peringatan sesuai yang mreka dengar.

Demikian cara Jin bertausyiah kepada kaumnya:


قَالُوْا يٰقَوْمَنَاۤ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْۤ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Mereka berkata, "Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran, dan kepada jalan yang lurus. [QS. Al Ahqaf: Ayat 30]

يٰقَوْمَنَاۤ اَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللّٰهِ وَاٰمِنُوْا بِهٖ يَغْفِرْ لَـكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَ لِيْمٍ

Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu, dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. [QS. Al-Ahqaf: Ayat 31]

Seperti itu cara Jin mencari pelajaran dari Al~Qur'an, yaitu menunggu Manusia membaca, lalu mreka sampaikan kepada kaumnya.

Itu Jin yang tidak di beri Kitab, dan di golongan mreka tidak ada Nabi, mereka bingung dan harus menunggu ada Manusia yang membaca baru mreka mendapat pelajaran.

Kita sebagai Manusia yang sempurna, di turunkan seorang Nabi, dan di turunkan pula Kitab Al~Qur'an, agar di gunakan untuk petunjuk ke jalan Allah S.w.t. Apakah kita sudah melakukanya dengan baik..???

Apakah kita manusia kalah dengan keseriusan Jin yang serius mendengarkan Al~Qur'an..??
Sungguh Adzab Allah itu benar~benar pedih bila sampai mengabaikan pringatan~pringatan dan larangan yang di larang Allah dalam Al~Qur'an.

Dari sini pula dapat di simpulkan bahwa Jin bila tidak mendapat pelajaran, mreka lebih sering merasuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga mereka di bacakan Ayat~Ayat Al~Qur'an baru pergi dari tubuh yang di rasuki.

Sekarang kita fikir diri kita sendiri, apakah mau di rasuki Jin dan di jadikan alat mereka untuk mendapat pelajaran dari Al~Qur'an..???

Jika tidak mau maka semestinya kita harus sering~sering membaca Al~Qur'an agar tidak di ganggu mreka para Jin.

Tentunya membaca jangan niat agar terhindar dari Jin saja, tetapi niat Lillaahi Ta'ala demi Ibadah dan mencari Ilmu juga petunjuk jalan hidup yang baik dari dalamnya, Al~Qur'an.

Sedikit tausyiah semoga bermanfa'at, semoga kita di kumpulkan dan di beri tempat yang terbaik kelak di Ahirat.. Aamiin..


Menghidupkan Hati Yang Mati

Orang yg suka dan slalu berbuat dosa adalah ia yang tidak ingat kepada Allah S.w.t. atau ia yang di hatinya tidak pernah menyebut Allah serta menuhankan~Nya...

Yang seperti inilah salah satu orang Munafik, yaitu mengingkari Ni'mat yang Allah S.w.t. Berikan, berupa semua fasilitas hidup yang ia gunakan setiap hari..

Padahal Rasulullah S.a.w. Telah Bersabda yang maksudnya adalah agar selalu berdzikir sehingga hatinya selalu hidup, selalu ingat kepada Allah S.w.t. Dan terhindar dari sifat MUNAFIK..

Dari Abu Hurairah r.a. Berkata Rasulullah S.a.w. Bersabda (Man aksyaranikrallaahi faqod bari'a minan nifaqi)


“Barangsiapa yang memperbanyak dzikir kepada Allah, maka sungguh ia telah terbebas dari sifat munafik” [Hr Tabrani. Jaami'us Shaghiir II/579]

Inilah satu~satunya cara bagaimana agar hati, lisan, dan perbuatan agar selalu terkontrol dengan baik sehingga tidak sampai menjadi munafik, atau ingkar terhadap nikmat yang Allah S.w.t berikan.

Dan lagi Sabda Rasulullah S.a.w. Bahwa perbedaan orang yang berdzikir dengan yang tidak, adalah seperti orang hidup dan orang mati.

Dari sini dapat di ketahui bahwa orang yang berdzikir, hatinya selalu hidup dan selalu terjaga dengan baik, sedangkan orang yang tidak berdzikir ibarat orang mati yang tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Mari kita kembali ke jalan Allah, yaitu jalan yang di Ridhoi, sehingga nasip kita di dunia hingga di ahirat menjadi lebih baik. Aamiin..

Sedikit tausyiah, semoga bermanfaat..

Tanda Kebaikan Seorang Muslim

Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah..

"Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakansesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim no. 1715)
Imam Malik berkata:..

Wahuwa ilaksyaru minal kalami wa irjafi, nahwu qoulunnas, akto fulanu kadza wamana'a kadza,wajaudlu fimala yakni..

“Banyak bicara dan menyebar berita yang membuat orangketakutan. Seperti dengan mengatakan, “Si fulan memberi ini dan tidak mendapatini.” Begitu pula maksudnya adalah menceburkan diri dalam sesuatu yang tidak manfaat.”

Ibnu Hajar mengatakan bahwa yang dimaksud adalah:..

“Menceritakan perkataan orang banyak, lalu membahasnya.Juga bisa dikatakan seperti seseorang berkata bahwa si fulan berkata sepertiini atau seperti itu dan sebenarnya hal itu tidak disukai sebagai bahancerita.” (Fath Al-Bari, 11: 306-307)


Imam Nawawi menyatakan:..
“Yang dimaksud adalah menceburkan diri dalam berita-berita yang dibicarakan orang, dalam hal yang tidak manfaat yang membicarakan aktivitas atau gerak-gerik orang lain.” (Syarh Shahih Muslim, 12: 11)

Larangan ini sama dengan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meninggalkan hal yang diharamkan...

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda yg artinya:..

“Di antara tanda kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Majah no. 3976.